Moonbeam Creation
Sembilan Matahari Film
PRODUSER
M.Adi Panuntun
M.Budi Sasono
EXECUTIVE PRODUSER
Roland Samosir
Kathleen Lee
DIRECTOR
Sammaria Simanjuntak
PEMAIN
Sunny Soon
Saira Jihan
Cin(T)a Sebuah film yang digarap komunitas indie. Menyentuh persoalan yang cukup sensitif, namun dikemas secara humanis. Menyuarakan toleransi dan perdamaian yang indah, mengambil tema yang lumayan kontroversial yaitu tentang percintaan beda agama yang sampai sekarang masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan di Indonesia.
Bandung, Agustus 2000. Cina (Sunny Soon), adalah mahasiswa baru 18 tahun beretnis Batak Cina. Cina (Sunny Soon) berhasil masuk sebagai mahasiswa jurusan Aritektur di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung. Kehidupan ekonomi keluarganya kurang dari cukup sehingga memaksanya untuk berusaha mencari pekerjaan sampingan sebagai pegawai refleksi di Healthy Spa dan mendaftarkan beasiswa untuk menambah uang sakunya. Sesuai dengan namanya, Cina berasal dari suku tionghoa yang tinggal di daerah Sumatera Utara. Dia bercita-cita untuk menjadi seorang Gubernur Tapanuli ketika kelak Tapanuli berdiri sendiri menjadi sebuah provinsi. Cina tumbuh menjadi seorang remaja yang lugu karena tidak pernah mengalami kegagalan, tapi ia yakin bisa mewujudkan impiannya dengan modal tekad yang kuat. Selama menjalani orientasi mahasiswa baru, Cina bertemu dengan seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai bintang film dan sekaligus seniornya di kampus. Dialah Annisa.
Annisa (Saira Jihan), mahasiswi muslimah 24 tahun beretnis Jawa yang kuliahnya terhambat oleh kariernya di industri perfilman. Ketenaran dan kecantikan membuatnya kesepian, sehingga ia bersahabat dengan jari bermuka sedih. Hingga satu hari ketika ada jari lain datang sehingga Annisa tidak lagi kesepian. Tuhan adalah karakter yang paling tidak bisa ditebak. Setiap orang mencoba untuk mendeskripsikan-Nya. Setiap orang merasa mereka mengenal-Nya. Setiap kesenian mencoba untuk menggambarkan-Nya, tapi tidak ada yang benar-benar seperti-Nya. Tuhan mencintai Cina dan Annisa, tapi Cina dan Annisa tidak dapat saling mencintai karena mereka menyebut Tuhan dengan nama yang berbeda.
Sammaria, mencoba menghadirkan warna Indonesia dengan menyisipkan simbol-simbol yang berkaitan dengan nasionalisme dalam filmnya. Lihatlah, ada bendera Indonesia, Burung Garuda yang merupakan lambang Negara Indonesia, ciri kebudayaannya Indonesia lainnya seperti boneka wayang dan adat istiadat pre-wedding suku Jawa yang digambarkan pada saat Annisa melakukan prosesi mandi kembang sebelum menikah. selain itu film ini pun dikemas secara kreatif di mana beberapa scene testimoni dari beberapa pasangan suami istri yang berbeda agama yang menjelaskan keharmonisan mereka walaupun hidup dengan memegang keyakinan masing-masing.
Dalam pengemasannya, Sammaria menggunakan dua konsep sinematorafi. Pertama, mengingat keberadaan Tuhan sangat subjektif pada setiap orang, Sammaria meletakkan penonton pada ‘sudut pandang Tuhan’. Huruf T yang terselip di antara kata Cin(T)a, yang jadi judul film, merujuk pada Tuhan. Reaksi penonton pada film mencerminkan persepsi penonton itu sendiri tentang Tuhan. Kedua, Sammaria menggunakan konsep ‘dunia hanya milik berdua, yang lain di off-frame’. Karena ketika kita jatuh cinta, dunia serasa milik berdua. Ini terlihat dari awal hingg akhir, peran dan dialog hanya dilakukan oleh Cina (Sunny Soon) dan Annisa (Saira Jihan), walaupun ada juga dialog dari pemeran lain tetapi mereka tidak diperlihatkan atau ada suara tapi tak diperlihatkan wajahnya.
Sammaria mampu membawa pesan damai, ketimbang memperdebatkan konflik horizontal yang tak pernah berujung, ia berhasil membangun sebuah pesan perdamaian, yang selama ini diidam-idamkan. Ia mengharapkan, dengan film ini, segala konflik horizontal dan perbedaan agama di Indonesia dapat diselesaikan dengan tenang dan damai, bukannya dengan kekerasan sehingga bisa didiskusikan dengan baik.
Ternyata, meski film cin(T)a digarap oleh komunitas indie, namun kehadirannya sempat mendapat apresiasi di sejumlah kalangan masyarakat Inggris. Film ini sempat diputar di National Film Theater-British, Film Institute London pada 29 Mei 2009 lalu, dan berkeliling ke beberapa kampus di Inggris. Di Indonesia, cin(T)a juga sempat ditayangkan pada Jogja-Netpac Asian Film Festival 2009 dan menjadi film penutup Indonesia Film Festival 2009 di Melbourne, Australia. Film ini sudah ditayangkan di Blitmegaplex sejak 19 Agustus 2009.
Berikut ini trailer dari film tersebut:
Link Download Film
(For Download, you must wait and click "Skip Ads")
High Quality (Disc1 & Disc2)
Medium Quality
Low Quality
Berikut ini filmnya: (Nonton langsung dari youtube)
Berikut ini Behind the scene film tersebut:
"Why do You create us differently,
if You only want to be worshipped in one way?"
0 comments:
Post a Comment
I need your comment, because your comment make me fell happier.