Tuesday, March 30, 2010

Sejarah World of Warcraft (Part II) Dunia yang baru

Ditemukannya Quel’Thalas
6,800 tahun sebelum Warcraft I

Para high elf, dipimpin oleh Dath’Remar, meninggalkan Kalimdor dibelakang mereka dan menantang badai Malestrom. Perjalanan mereka menjelajahi dunia selama beberapa tahun, dan mereka menemukan misteri dan kerajaan yang hilang dalam perjalanannya. Dath’Remar, yang mengambil nama Sunstrider (atau “dia yang berjalan disiang hari”), mencari tempat untuk membangun rumah baru bagi rakyatnya.
Perjalanannya mereka akhirnya berakhir di pantai kerajaan manusia yang disebut Lordaeron. Beristirahat disana, para high elf menemukan sesuatu bernama Tirisfal Glades. Setelah beberapa tahun, banyak dari mereka menjadi gila. Dikatakan bahwa sesuatu yang jahat tertidur dibawah tanah, tapi gosip itu tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Para High Elf membereskan kemah mereka dan melanjutkan perjalanan ke utara menuju daratan yang kaya dengan energi.
Ketika para High Elf melintasi pegunungan Lordaeron, perjalanan mereka menjadi semakin berat. Sejak mereka tidak mendapatkan energi kehidupan lagi dari Mata Air Keabadian, banyak dari mereka jatuh sakit karena kedinginan atau mati karena kelaparan. Suatu perubahan yang mengejutkan, tapi mereka sadar bahwa mereka tidak lagi abadi atau kebal terhadap elemen dunia. Tubuh mereka juga mengecil, dan kulit mereka kehilangan warna aslinya. Masih melanjutkan perjalanan, mereka menemukan mahluk aneh yang belum pernah mereka lihat di Kalimdor. Mereka juga menemukan bangsa primitif manusia yang berburu dihutan. Tapi ancaman yang mereka temukan adalah bangsa Troll Barbar penghuni hutan Zul’Aman.
Para Troll ini dapat memulihkan organ tubuh mereka yang hilang dan menyembuhkan luka, tapi mereka sangat kejam dan jahat. Kerajaan Amani tersebar luas diseluruh utara Lordaeron, dan para troll bekerja keras untuk menjaga orang asing datang ke perbatasan mereka. Para elf tidak menyukai para troll dan membunuh mereka jika terlihat dan mendekat.
Selama beberapa tahun, para high elf akhirnya menemukan daratan yang mirip dengan Kalimdor. Jauh didalam hutan diutara, mereka menemukan kerajaan Quel’Thalas dan mulai menciptakan kerajaan hebat yang menyerupai sepupu mereka. Sayangnya mereka lalu menemukan bahwa Quel’Thalas adalah kota suci para Troll yang dikatakan Sakral dan terlarang. Lalu, para Troll mulai menyerang para elf dengan pasukan yang sangat banyak.
Para elf yang keras kepala, tidak ingin menyerahkan rumah baru mereka, mengeluarkan sihir yang mereka pelajari dari Mata Air Keabadian dan berhasil menghentikan para Troll. Dibawah pimpinan Dath’Remar, mereka dapat mengalahkan pasukan Perang Amani meskipun kalah jumlah satu banding sepuluh. Beberapa elf, ingat dengan peringatan para Kaldorei, merasa bahwa penggunaan sihir mereka mungkin dapat menarik perhatian Burning Legion. Karena itu mereka memutuskan untuk melindungi rumah mereka dengan energi pelindung yang menjaga agar energi yang mereka pelajari tidak menyebar luas. Mereka menciptakan sebuah Batu Sihir disekeliling Quel’Thalas yang menjadi pusat energi pelindung. Batu Sihir itu tidak hanya menjaga sihir para elf dari ancaman luar, tapi juga mengusir para Troll dari rumah mereka.
Seiring dengan berjalannya waktu, Quel’Thalas menjadi monumen yang bersinar bagi para High Elf. Istana yang indah dibangun sama persis dengan yang berada di Kalimdor, ditambah dengan dukungan dari alam disekitar mereka. Quel’Thalas telah menjadi sebuah permata indah yang telah diciptakan para elf. Sebutan Silvermoon ditemukan setelah mereka mengatur Quel’Thalas, meskipun Dinasti Sunstrider tetap bertahan karena kekuatan politik. Dipimpin oleh tujuh petinggi high elf, para pekerja mulai menjaga keamanan daratan elf dan manusia. Dikelilingi oleh energi pelindung mereka, para high elf terjebak oleh peringatan para Kaldorei dan melanjutkan menggunakan sihir dalam semua aspek di kehidupan mereka.
Selama hampir empat ribu tahun para high elf hidup dengan damai dan aman di kerajaan mereka. Meski begitu, para Troll barbar tidaklah mudah untuk dikalahkan. Mereka tetap bertahan didalam hutan dan menunggu sampai jumlah mereka banyak. Akhirnya, pasukan Troll Barbar keluar dari hutan dan sekali lagi mengumumkan perang pada kerajaan bersinar Quel’Thalas.

Arathor dan Perang Troll
2,800 tahun sebelum Warcraft I

Sementara para high elf berjuang demi kehidupan mereka melawan para Troll, manusia yang tercerai berai dari Lordaeron berusaha untuk menyatukan bangsa mereka. Bangsa manusia mulai menjelajah dengan tujuan kehormatan dan persatuan. Ada satu kelompok bernama Arathi, melihat bahwa para troll menjadi ancaman yang terlalu hebat untuk diabaikan. Para Arathi ingin menyatukan semua kelompok dibawah aturannya sehingga mereka dapat menciptakan pasukan untuk melawan para Troll.
Setelah selama enam tahun, para Arathi berhasil menjajah dan menaklukan musuh mereka. Setelah setiap kemenangan, para Arathi memberikan kedamaian dan kemakmuran bagi rakyat jajahan mereka, sehingga mereka mendapatkan kesetian dari mereka yang telah dikalahkan. Akhirnya Kelompok Arathi mencapai jumlah yang sangat tinggi, meskipun dari suku atau bangsa yang berbeda. Percaya diri bahwa mereka dapat mengalahkan para Troll atau bahkan para elf jika dibutuhkan, pemimpin Arathi memutuskan untuk membangun kota pertahanan diselatan Lordaeron. Ibukotanya disebut Strom, yang menjadi pusat Bangsa Arathi dengan Kerajaan bernama Arathor. Seperti tujuan didirikannya Arathor, manusia dari seluruh daerah pergi menuju selatan untuk perlindungan dan keamanan didalam Strom.
Disatukan dibawah satu bendera, bangsa manusia tumbuh dan berkembang dengan pesat. Thoradin, raja Arathor, mengetahui bahwa elf yang misterius didaerah utara sedang berperang dengan para Troll, tapi menolak untuk mengambil resiko keselamatan rakyatnya kepada orang asing. Berbulan-bulan hingga akhirnya para elf dikabarkan telah dikalahkan di utara. Hingga seorang pembawa pesan dari Quel’Thalas berhasil mencapai Strom yang membuat Thoradin sadar bahwa ancaman Troll sangatlah besar dan sangat berbahaya.
Para elf memberitahu Thoradin bahwa pasukan Troll sangatlah banyak dan telah menghancurkan Quel’Thalas, mereka bahkan bergerak untuk menyerang kearah selatan. Para elf yang putus asa, sangat membutuhkan pertolongan militer, akhirnya setuju untuk mengajarkan manusia untuk menguasai sihir sebagai ucapan terima kasih atas pertolongan mereka melawan Troll. Thoradin, yang sangat tertarik dengan sihir, setuju untuk membantu para elf. Dengan cepat, penyihir elf tiba di Arathor dan mulai mengajarkan sekelompok manusia ilmu sihir.
Para elf menemukan bahwa meskipun manusia sangatlah ceroboh dalam menangani sihir, tapi mereka sangatlah berbakat. Seratus manusia diajarkan sihir dasar dari rahasia para elf. Jumlah itu sudah cukup untuk melawan para Troll. Yakin bahwa manusia murid mereka sudah siap untuk membantu mereka, para elf meninggalkan Strom dan pergi menuju utara bersama pasukan terhebat milik Raja Thoradin.
Pasukan gabungan elf dan manusia bertempur melawan pasukan Troll di kaki gunung Alterac. Pertempuran itu berlangsung selama beberapa hari, tapi pasukan Arathor tidak pernah lelah atau meninggalkan tempat mereka sebelum para Troll dibantai. Para pemimpin elf yakin bahwa waktunya telah tiba untuk melepaskan kekuatan sihir mereka kepada musuh. Seratus penyihir manusia dan penyihir elf memanggil kemarahan surga dan membuat pasukan Troll terbakar. Serangan api membuat para Troll tidak dapat menyembuhkan luka mereka dan membakar tubuh mereka dari dalam.
Ketika pasukan Troll terpecah dan berusaha melarikan diri, pasukan Thoradin mengejar mereka dan membantai sampai tidak ada yang tersisa. Para troll tidak pernah bangkit kembali dari kekalahan mereka, dan sejarah tidak akan pernah melihat bahwa bangsa Troll tumbuh menjadi satu kesatuan lagi. Lega bahwa Quel’Thalas selamat dari kehancuran, para elf membuat perjanjian kesetiaan dan persahabatan kepada kerajaan Arathor dan kepada garis keturunan raja mereka, Thoradin. Manusia dan elf hidup dalam damai selama beberapa tahun kedepan.

Para Penjaga Tirisfal
2,700 tahun sebelum Warcraft I

Dengan ketidakhadiran para Troll dibagian utara, para elf dari Quel’Thalas membangun kembali rumah mereka. Pasukan Arathor kembali keselatan menuju Strom. Kehidupan sosial manusia tumbuh dan berkembang, membuat Thoradin takut bahwa kerajaannya dapat terpecah jika berkembang terlalu besar, berusaha menjaga agar Strom selalu menjadi pusat dari Kerajaan Arathorian. Setelah beberapa tahun dalam kedamaian, Thoradin yang hebat mati karena sudah tua, meninggalkan generasi muda Arathor dengan bebas mengembangkan kerajaannya sebesar mungkin.
Seratus penyihir manusia, yang diajarkan sihir oleh para elf, mengembangkan kekuatan mereka dan belajar tentang disiplin mistik dalam pengucapan mantra sehingga menjadi lebih baik. Penyihir ini, dipilih karena keinginan mereka yang kuat dan bakat spiritualnya, selalu melatih sihir mereka dengan hati-hati dan bertanggung jawab. Tetapi, mereka mewariskan rahasia dan kekuatan mereka kepada generasi baru yang tidak memiliki konsep dan pengetahuan tentang pengendalian diri. Para penyihir muda ini mulai melatih sihirnya untuk diri mereka sendiri daripada menggunakannya untuk kebaikan seperti pendahulunya.
Ketika kerajaan berkembang dan mulai mencapai daratan baru, para penyihir muda ini juga menyebar menuju selatan. Membawa kekuatan mistik mereka, para penyihir melindungi saudara mereka dari mahluk buas dan berhasil membuat suatu kota didalam hutan. Lalu, ketika kekuatan mereka tumbuh, para penyihir semakin tertutup dan terisolasi dari kehidupan sosial lainnya.
Kota besar kedua Arathorian yaitu Dalaran ditemukan didaratan utara Strom. Banyak penyihir yang bosan dengan latihan mereka dan meninggalkan Strom lalu pergi menuju Dalaran, dimana mereka berharap untuk menggunakan kekuatan baru mereka dengan lebih bebas dan leluasa. Para penyihir ini menggunakan kekuatan mereka untuk membangun sebuah bangunan sihir dipusat Dalaran dan mulai belajar untuk mengejar keinginan mereka. Masyarakat Dalaran menerima para penyihir itu dan membangun kehidupan ekonomi yang pesat dibawah lindungan para penyihir. Lalu, semakin sering para penyihir mempraktekan keahlian mereka, kehidupan nyata disekitar Dalaran menjadi semakin lemah dan pudar.
Beberapa Agen dari Burning Legion, yang telah diusir ketika Mata Air Keabadian hancur, tertarik kembali ke dunia oleh kekuatan sihir dari para penyihir Dalaran. Meskipun iblis lemah ini tidak muncul dalam jumlah banyak, mereka menyebarkan ketakutan dan kehancuran dijalanan Dalaran. Kebanyakan gangguan iblis ini dirahasiakan dari umum, dan pemimpin Magocrats melakukan apa yang mereka bisa untuk menjaganya tetap menjadi rahasia dari publik. Penyihir paling kuat dikirim untuk menangkap para iblis ini, tapi mereka tidak berdaya melawan agen dari legion yang hebat.
Setelah beberapa bulan penduduk mulai mencurigai bahwa para penyihir sedang menyembunyikan sesuatu yang mengerikan dari mereka. Gosip pembaharuan mulai menyebar diseluruh penjuru Dalaran ketika penduduk yang ketakutan menanyakan motivasi dan tujuan dari para penyihir yang dulu mereka kagumi. Sang Magocrats, takut bahwa penduduk akan memberontak dan pemimpin Strom akan menindak mereka, mencari solusi kepada kelompok yang dapat mengerti masalah mereka, yaitu para elf.
Setelah mendengar berita dari Magocrast bahwa ada aktivitas iblis di Dalaran, para elf dengan cepat mengirim penyihir terhebat mereka kedaratan manusia. Sang penyihir elf mempelajari energi yang menyebar di Dalaran dan membuat laporan tentang seluruh aktivitas iblis yang muncul. Mereka menyimpulkan bahwa meskipun ada beberapa iblis yang datang ke dunia, pasukan Legion itu sendiri akan menjadi ancaman besar selama manusia terus melanjutkan untuk mempelajari kekuatan sihir.
Para penasehat Silvermoon, yang mengatur para elf di Quel’Thalas, membuat satu perjanjian rahasia dengan pemimpin Magocrat dari Dalaran. Para elf menceritakan para sang magocrats tentang sejarah Kalimdor dan pasukan Burning Legion, sebuah sejarah yang masih mengancam dunia. Mereka memberitahu manusia bahwa selama mereka menggunakan sihir, mereka harus melindungi penduduk mereka dari agen iblis Burning Legion. Sang Magocrast mengusulkan untuk memilih seorang ksatria Manusia yang dapat melindungi mereka dalam peperangan rahasia melawan Burning Legion. Sangatlah mengherankan ketika sebagian besar manusia tidak mengetahui tentang ksatria ini atau ancaman dari Burning Legion yang akan membawa ketakutan dan kehancuran bagi mereka. Para elf setuju para permohonn itu dan memilih kelompok rahasia yang dapat menjaga Ksatria yang terpilih dan membantu menahan kebangkitan iblis didunia.
Kelompok itu mengadakan pertemuan rahasia di Tirisfal Glades, dimana para high elf menginjakan kaki mereka pertama di Lordaeron. Lalu, mereka menamai ksatria itu Pelindung Tirisfal. Ksatria manusia yang terpilih menjadi pelindung diberkati dengan kekuatan hebat baik dari para elf dan sihir manusia. Meskipun hanya ada satu pelindung dalam satu waktu, mereka yakin kekuatan mereka dapat menghancurkan agen Burning Legion yang mereka temukan diseluruh dunia. Kekuatan sang Pelindung sangatlah hebat sehingga hanya para penasehat Tirisfal yang dibolehkan untuk memilih pelindung selanjutnya. Ketika seorang pelindung sudah terlalu tua, atau tidak mampu melakukan perang rahasia melawan kehancuran, para penasehat memilih ksatria baru, dan dengan situasi yang terkendali, melimpahkan kekuatan Pelindung yang lama kepada yang baru.
Setelah generasi demi generasi berlanjut, sang pelindung menjaga bangsa manusia dari ancaman yang tak terlihat oleh Burning Legion di seluruh Arathor dan Quel’Thalas. Arathor berkembang dan maju ketika penggunaan sihir menyebar diseluruh kerajaan. Sementara, para pelindung tetap menjaga dan mengawasi perkembangan aktivitas iblis.

Ironforge – Kebangkitan para Dwarv
2,500 tahun sebelum Warcraft I

Pada jaman dulu, setelah para Titan meninggalkan Azeroth, anak mereka, dikenal sebagai sang pribumi, melanjutkan untuk membentuk dan menjaga didalam perut bumi. Para pribumi tidak terlalu peduli dengan masalah mahluk hidup dipermukaan dan tetap hidup didalam perut bumi yang gelap.
Ketika dunia hancur oleh ledakan Mata Air Keabadian, para Pribumi sangatlah terpengaruh. Merasakan luka dan rasa sakit dari bumi itu sendiri, para pribumi kehilangan identitas mereka dan mengasingkan diri mereka didalam gua batu dimana mereka pertama diciptakan. Uldaman, Uldum, Ulduar. Ini adalah nama kota para Titan dimana para pribumi diciptakan dan dibentuk. Terkubur jauh didalam perut bumi, para pribumi istirahat dengan tenang selama delapan ribu tahun.
Tidaklah jelas apa yang membangunkan mereka, para pribumi ini bangkit dan keluar dari persembunyian mereka. Para pribumi menemukan bahwa mereka telah berubah dengan signifikan selama hibernasi. Kulit batu mereka telah menjadi lunak dan menjadi kulit halus, dan kekuatan mereka menguasai batu dan tanah mulai pudar. Mereka telah menjadi mahluk biasa.
Memanggil diri mereka dwarv, para pribumi terakhir meninggalkan aula Uldaman dan keluar menuju dunia luar. Masih terikat oleh keamanan dan keindahan tempat didalam tanah, mereka menemukan kerajaan yang dibangun dibawah pergunungan yang paling tinggi. Mereka menyebutnya Khaz Modan, atau “Gunung Khaz”, sebagai simbol kepada pencipta mereka, Khaz’goroth sang Titan. Membangun sebuah Altar untuk ayah Titan mereka, para Dwarv menciptakan tungku raksasa didalam jantung gunung itu. Lalu, kota yang berkembang disekitar tungku itu disebut Ironforge kemudian hari.
Para dwarv, memiliki bakat dengan batu dan permata, mencari tambang disekitar pegunungan untuk mencari mineral berharga dan kaya. Masih tetap memegang hukum bawah tanah, para Dwarv tetap terisolasi dari masalah yang menimpa tetangga mereka di permukaan.

Tujuh Kerajaan
1,200 tahun sebelum Warcraft I

Strom terus berfungsi sebagai pusat bagi Arathor, tapi seperti Dalaran, banyak kota-kota baru yang muncul disekitar Lordaeron. Gilneas, Alterac, dan Kul Tiras adalah kota pertama lainnya yang muncul, dan meski masing-masing memiliki penduduk dan ekonomi yang berbeda, tapi mereka semua masih mengikuti peraturan Strom.
Dibawah pengawasan pemerintahan Tirisfal, Dalaran menjadi kota tempat belajar sihir diseluruh kerajaan. Para Magocrats yang memimpin Dalaran memilih para Kirin Tor, kelompok spesialis yang bertugas untuk menyempurnakan dan meningkatkan setiap mantra, benda pusaka dan benda sihir bagi manusia saat itu.
Gilneas dan Alterac menjadi pendukung terkuat bagi Strom dan menyediakan pasukan hebat yang menjelajahi pegunungan di selatan Khaz Modan. Saat inilah bangsa manusia pertama kali bertemu dengan bangsa kuno Dwav dan menginjakan kaki mereka di kota bawah tanah Ironforge. Manusia dan Dwarv berbagi banyak rahasia dalam menempa material dan mesin dari besi sehingga mereka menemukan kesamaan dalam pertempuran dan cerita sejarah.
Kota Kul Tiras, ditemukan di pulau besar diselatan Lordaeron, merupakan kota ekonomi yang berkembang karena para Nelayan dan perdagangan laut. Selama ini, Kul Tiras membangun Kapal perdagangan yang sangat besar dan dikenal sebagai daerah tempat berdagang. Meskipun ekonomi Arathor mulai menurun, kota ini berhasil meningkatkannya kembali.
Saat ini, pemimpin Strom mengumumkan untuk memindahkan kerajaan ke utara Lordaeron dan meninggalkan selatan. Keturunan Raja Thoradin, pewaris darah Arathi, mengingatkan bahwa Strom tidak boleh ditinggalkan dibelakang hanya karena demi tempat yang lebih baik, siapa yang tidak suka dibolehkan untuk pergi. Pemimpin Strom, ingin mencari tempat baru yang lebih baik, memutuskan untuk meninggalkan kota mereka. Jauh di utara Dalaran, pemimpin Strom membangun kota baru bernama Lordaeron. Para penduduk mulai membangun kerajaan yang mereka impikan disini. Lordaeron kemudian menjadi pusat bagi petualang religius dan semua yang mencari kedamaian dan keamanan.
Para keturunan Arathi, yang ditinggalkan dengan tembok besar kota Strom, memutuskan untuk pergi ke selatan melewati pegunungan batu Khaz Modan. Perjalanan mereka akhirnya berakhir setelah beberapa musim, dan mereka setuju untuk menyebut daerah utara dengan nama Azeroth. Di sebuah lembah mereka menemukan kerajaan Stormwind, yang dengan cepat menjadi kota besar yang pesat.
Para ksatria yang masih berada di Strom memutuskan untuk tinggal dan menjaga kota suci mereka. Strom tidak lagi menjadi pusat kerajaan, tapi berubah menjadi kota mandiri bernama Stromgarde. Karena setiap kota menjadi kota yang mandiri, aturan kerajaan Arathor mulai dilupakan. Setiap kota memiliki kepercayaan dan kebudayaan masing-masing, mereka kemudian menjadi berbeda satu sama lain. Ramalan Raja Thoradin tentang bangsa manusia yang bersatu akhirnya pudar.

Aegwynn dan markas para Dragon
823 tahun sebelum Warcraft I

Ketika politik dan persaingan dari tujuh bangsa manusia mulai semakin memanas, para Pelindung masih tetap berjuang melawan kehancuran. Ada banyak pelindung selama beberapa tahun ini, tapi hanya satu yang dapat memegang kekuatan sihir Tirisfal. Sang Pelindung terakhir mengakhiri tugasnya sebagai ksatria hebat melawan kegelapan. Aegwynn, seorang gadis manusia, memenangkan kompetesi dan berhasil mendapatkan jubah Pelindung sehingga menjadi Pelindung yang baru. Aegywynn dengan semangat memburu dan menghancurkan iblis dimanapun dia menemukannya, tapi dia terlalu banyak menanyakan tentang otoritas laki-laki yang mendominasi Penasehat Tirisfal. Dia percaya bahwa para Elf dan tokoh manusia terlalu penakut dan tidak dapat berpikir panjang untuk memutuskan akhir dalam peperangan melawan kegelapan. Tidak sabar dengan pedebatan panjang dan diskusi, dia berusaha membuktikan bahwa dirinya mampu kepada atasannya, dan hanya tinggal melihat apakah kebijakannya menjadi berguna dalam situasi yang krusial.
Ketika keahliannya dalam kekuatan kosmik Tirisfal berkembang, Aegwynn menjadi khawatir dengan jumlah iblis kuat yang mengintai di dataran es daerah Northrend. Pergi ke utara, Aegwynn mengikuti para iblis ke pegunungan. Disana, dia menemukan bahwa para iblis sedang memburu satu dari para Dragonflight yang masih tersisa dan menghisap kekuatan sihir mahluk itu. Sang Dragon hebat, yang melarikan diri dari kehidupan sosial manusia, menemukan diri mereka terlalu lemah melawan sihir gelap dari Legion. Aegwynn menghadapi para iblis, dan dengan pertolongan dari Dragon terhormat, menghancurkan mereka. Ketika iblis terakhir dihancurkan dari dunia manusia, sebuah badai hebat muncul dilangit utara. Sebuah asap kegelapan muncul diatas langit Northrend. Sargeras, sang Raja Iblis dan pemimpin Pasukan Burning Legion, muncul didepan Aegwynn dan menunjukkan kekuatan nerakanya. Dia memberitahu kepada Pelindung Muda itu bahwa masa Tirisfal akan berakhir dan dunia kelak akan takluk pada kekuatan Legion.
Aegwynn yang bangga, percaya dirinya mampu menghadapi sang Raja Iblis, mengeluarkan kekuatannya kepada tubuh Sargeras. Dengan sangat mudah, Aegwynn melawan sang Raja Iblis dengan kekuatannya dan berhasil membunuh raganya. Takut bahwa arwah Sargeras akan hidup kembali, Aegwynn yang naif mengunci serpihan tubuhnya didalam reruntuhan aula Kalimdor yang terkubur didasar laut ketika Mata Air Keabadian hancur. Aegwynn tidak akan pernah tahu bahwa yang dia lakukan persis seperti yang direncanakan Sargeras, pada saat tubuhnya mati, dia memindahkan arwahnya kepada tubuh Aegwynn yang lemah. Tidak diketahui oleh sang Pelindung Muda, Sargeras akan tetap berada didalam sisi tergelap hatinya selama beberapa tahun.

Perang Tiga Palu
230 tahun sebelum Warcraft I

Para dwarv di gunung Ironforge hidup dengan damai selama beberapa abad. Tapi, kehidupan sosial mereka tumbuh terlalu besar dan tidak seimbang dengan kota gunung mereka. Meskipun raja Hebat mereka, Modimus Anvilmar, memimpin semua Dwarv dengan keadilan dan kebijakan, tiga kubu terkuat muncul diantara kehidupan sosial para dwarv.
Klan Bronzebeard, dipimpin oleh Thane Madoran Bronzebeard, sangat dekat dengan sang Raja dan muncul sebagai pelindung tradisional dari gunung Ironforge. Klan Wildhammer, dipimpin oleh Thande Khardros Wildhammer, menghuni dikaki gunung dan mulai merangkak naik untuk menguasai kota. Kubu terakhir, Klan Dark Iron, dipimpin oleh penyihir Thane Thaurissan. Para Dark Iron tinggal didalam kegelapan didasar gunung dan tidak menyukai kedua Klan lainnya, baik itu Bronzebeard atau Wildhammer.
Selama beberapa waktu ketiga kubu ini tetap berdamai, tapi bergejolak ketika Raja Anvilmar meninggal karena usia tua. Ketiga Klan ini berperang untuk dapat menguasai Ironforge sendiri. Perang saudara Dwarv terjadi dibawah tanah selama beberapa tahun. Akhirnya para Bronzebeard, yang memiliki jumlah pasukan terbanyak, berhasil mengalahkan Dark Iron dan Wildhammers dan mengusirnya keluar dari pegunungan.
Khardros dan ksatria Wildhammernya pergi ke utara melalui gerbang perbatasan Dun Algaz, dan mereka menemukan kerajaan mereka sendiri yaitu Grim Batol. Disana, para Wildhammers membangun kembali rumah mereka. Thaurissan dan para Dark Iron juga diusir. Malu dan marah dengan kekalahan, mereka ingin membalas dendam kepada Ironforge. Memimpin anggotanya jauh keselatan, Thaurissan menemukan sebuah kota (yang dia namakan dengan namanya sendiri) didalam pegunungan Regridge yang indah. Hanya membutuhkan beberapa tahun sebelum para Dark Iron mampu membalas dendam kepada saudara mereka. Thaurissan dan istri penyihirnya, Modgud, mengirimkan dua pasukan pembunuh untuk melawan Ironforge dan Grim Batol. Para Dark Iron ingin mengklaim seluruh Khaz Modan untuk diri mereka sendiri.
Pasukan Dark Iron menghancurkan tembok pertahanan saudara mereka dan hampir berhasil menguasai kedua kerajaan. Tapi, Madoran Bronzebeard berhasil memimpin klannya memenangkan peperangan melawan pasukan penyihir Thaurissan. Lalu Thaurissan dan pasukannya kembali ke kota mereka, khawatir dengan yang terjadi di Grim Batol, dimana pasukan Modgud tidak dapat memenangkan perang terhadap Khardros dan ksatria Wildhammernya.
Ketika dia menghadapi pasukan musuh, Modgud menggunakan kekuatannya untuk memberikan ketakutan pada hati musuhnya. Kegelapan bergerak atas perintahnya, dan sesuatu yang gelap merangkak dari dasar bumi untuk mengintai pasukan Wildhammer di kota mereka sendiri. Lalu Modgud menghancurkan gerbang dan berhasil masuk kedalam kota. Pasukan Wildhammer berperang dengan putus asa, akhirnya Khardros sendiri menembus pasukan musuh untuk membantai Ratu penyihir itu. Dengan kematian ratu mereka, pasukan Dark Iron melarikan diri dari pasukan Wildhammers. Mereka lari keselatan menuju kerajaan mereka, tapi bertemu dengan pasukan Ironforge, yang datang untuk membantu Grim Batol. Dikepung oleh dua pasukan, para pasukan Dark Iron yang tersisa akhirnya musnah.
Pasukan kombinasi Ironforge dan Grim Batol lalu menuju selatan, berusaha untuk menghancurkan Thaurissan dan pasukan Dark Ironnya untuk selamanya. Tidak dapat berbuat apa-apa ketika Thaurissan berhasil merapal sebuah mantra yang menakutkan. Mencari untuk memanggil mahluk supernatural yang dapat memberinya kemenangan, Thaurissan memanggil kekuatan kuno yang tertidur dibawah dunia. Sebuah kehancurannya dan bahkan kematiannya, mahluk yang muncul lebih buruk dari semua mimpi buruk yang mampu dia bayangkan.
Ragnaros sang Raja Api, pemimpin abadi semua elemen api, yang telah dikurung oleh para Titan ketika dunia masih muda. Sekarang dibebaskan oleh panggilan Thaurissan, Ragnaros bangkit kembali. Kebangkitan Ragnaros ke Azeroth mengguncang pegunungan Redridge dan menciptakan gunung berapi yang terbakar di pusat kebangkitannya. Gunung berapi itu, dikenal sebagai Blackrock Spire, berbatasan dengan Searing Gorge ke utara dan Burning Steppes ke selatan. Meski Thaurissan terbunuh dengan kekuatan yang dia lepaskan, para Dark Iron yang tersisa menjadi budak Ragnaros. Mereka masih berada didalam Spire sampai saat ini.
Melihat sesuatu yang menakutkan dan api yang menyebar diseluruh pegunungan diselatan, Raja Madoran dan Raja Khardros menghentikan pasukan mereka dan kembali ke kerajaan mereka dengan cepat, tidak ingin menghadapi kekuatan hebat milik Ragnaros.
Pasukan Bronzebeard kembali ke Ironforge dan membangun kembali kota indah mereka. Para Wildhammers juga kembali ke Grim Batol. Tapi, kematian Modgus telah meninggalkan kegelapan dan iblis didalam aula kota, dan para Wildhammers tidak dapat tinggal didalamnya. Mereka sakit hati karena telah kehilangan rumah mereka. Raja Bronzebeard menawarkan para Wildhammers sebuah tempat untuk tinggal diperbatasan Ironforge, tapi para Wildhammers menolak dengan cepat. Khardros membawa rakyatnya menuju utara dekat dengan Lordaeron. Menghadapi semak belukar hutan Hinterlands, para Wildhammers membangun kota Aerie Peak, dimana para Wildhammers semakin dekat dengan alam dan terikat dengan Gryphons disana.
Mencari jalan untuk menjaga hubungan dan perdagangan dengan saudara mereka, para Dwarv Ironforge membangun dua jembatan raksasa, sang Thandol Span, untuk menjembatani celah antara Khaz Modan Lordaeron. Dengan didukung oleh perdagangan, kedua kerajaan menjadi makmur. Setelah kematian Madoran dan Khardros, anak mereka kemudian bekerja sama untuk membangun dua patung raksasa untuk menghormati kedua ayah mereka. Dua patung itu dibangun mengarah ke selatan, untuk menjaga gunung berapi yang tercipta karena kebangkitan Ragnaros. Mereka akan menjadi peringatan kepada semua yang akan menyerang kerajaan Dwav, dan sebagai pengingat apa yang harus dibayar oleh para Dark Iron karena kejahatan mereka.
Kedua kerajaan memiliki hubungan sangat dekat untuk beberapa tahun, tapi para Wildhammers terlalu berubah karena ketakutan yang mereka saksikan di Grim Batol. Mereka memilih hidup diatas pegunungan Aerie Peak, daripada mendirikan kerajaan didalam pegunungan. Kedua ideologi yang berbeda antar dua clan Dwarv yang tersisa mengantarkan mereka kepada perpisahan.

Pelindung Terakhir
45 tahun sebelum Warcraft I

Sang Pelindung Aegwynn tumbuh sangat kuat selama bertahun-tahun dan menggunakan kekuatan Tirisfal untuk meningkatkan kehidupannya. Dengan ceroboh mempercayai bahwa dirinya telah mengalahkan Sargeras selamanya, dia melanjutkan untuk menjaga dunia dari pasukan raja iblis selama hampir sembilan ratus tahun. Tapi, para Penasehat Tirisfal akhirnya setuju bahwa kepemimpinannya harus berakhir. Para penasehat memerintahkan Aegwynn untuk kembali ke Dalaran sehingga mereka dapat memilih pelindung baru. Meski Aegwynn tidak dipercaya oleh para Penasehat, dia memutuskan untuk memilih pelindung baru oleh dirinya sendiri.
Aegwynn yang bangga berencana untuk melahirkan seorang anak yang akan mewarisi seluruh kekuatannya. Dia tidak tertarik untuk membiarkan perintah Tirisfal untuk memanipulasi penerusnya seperti yang mereka coba untuk memanipulasi dia. Pergi ke selatan Azeroth, Aegwynn menemukan seorang pria sempurna untuk menjadi ayah dari anaknya, seorang penyihir manusia berbakat yang dikenal sebagai Nielas Aran. Aran adalah seorang penasehat sihir Raja Azeroth. Aegwynn merayu sang penyihir dan mendapatkan seorang anak darinya. Bakat natural Nielas dibidang sihir akan turun kepada anaknya yang belum lahir dan bahkan menjadi sesuatu yang tragis bagi anaknya nanti. Kekuatan Tirisfal juga turun kepada anak itu, meski belum bangkit sebelum dia beranjak dewasa.
Waktu berjalan, dan Aegwynn melahirkan anaknya dengan lancar. Menamakan anaknya dengan nama Medivh, yang artinya “penjaga rahasia” dalam bahasa high elf, Aegwynn percaya bahwa anak itu akan menjadi Pelindung yang baru ketika dewasa. Sayangnya arwah Sargeras, yang bersembunyi didalam dirinya, telah merasuki anak itu ketika masih didalam rahimnya. Aegwynn tidak sadar bahwa pelindung baru dunia sudah dirasuki oleh musuh terbesarnya.
Senang karena bayinya sehat dan tampan, Aegwynn mengirimkan Medivh muda ke Azeroth dan meninggalkannya dimana dia akan dibesarkan oleh ayahnya. Lalu dia pergi ke alam liar dan bersiap untuk menunggu kematian menjemputnya. Medivh tumbuh menjadi anak yang kuat dan tidak sadar akan kekuatan hebat Tirisfal yang berada didalam dirinya.
Sargeras menunggu sampai kekuatan itu bangkit dengan sendirinya. Hingga akhirnya Medivh beranjak dewasa, dia menjadi sangat terkenal di Azeorth karena kekuatan sihirnya dan selalu berpetualang dengan kedua temannya. Llane, pangeran Azeroth dan Anduin Lothar, satu dari keturunan terakhir Arathi. Ketiga anak itu kadang membuat onar di kerajaan, tapi mereka disukai oleh para penduduk.
Ketika Medivh mencapai umur empat belas, kekuatan kosmik didalam dirinya bangkit dan menyatu dengan arwah Sargeras yang berada didalam jiwanya. Medivh mengalami koma selama beberapa tahun. Ketika dia bangun dari komanya, dia sadar bahwa dia telah tumbuh dewasa, dan kedua temannya Llane dan Anduin telah menjadi dewasa juga. Meskipun dia ingin menggunakan kekuatan barunya untuk melindungi rumahnya, arwah gelap Sargeras membalik pemikiran dan emosinya.
Sargeras muncul didalam hati terjahat Medivh, mengetahui bahwa rencananya tentang invasi kedua pada dunia hampir selesai, dan Pelindung terakhir dunia akan membawakan mereka kehancuran.

Link: http://bit.ly/cvkmob

0 comments:

Post a Comment

I need your comment, because your comment make me fell happier.

Website counter [Close]