Dalam sebuah acara reuni, beberapa alumni menjumpai guru sekolah mereka dulu. Melihat para alumni tersebut ramai-ramai membicarakan kesuksesan mereka, guru tersebut segera ke dapur dan mengambil seteko kopi panas dan beberapa cangkir kopi yang berbeda-beda. Mulai dari cangkir yang terbuat dari kristal, kaca, tanah liat, melamin dan plastik. Guru tersebut menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir dan mengisinya dengan kopi. Setelah masing-masing alumni sudah mengisi cangkirnya dengan kopi, guru berkata; "Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir yang bagus dan kini yang tersisa hanyalah cangkir yang murah dan tidak menarik." "Memilih hal yang terbaik adalah wajar dan manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis melihat cangkir yang dipegang orang lain dan mulai membandingkannya. Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya." Hidup kita seperti kopi dalam analogi tsb di atas, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, dan harta benda yang kita miliki. Pesan moralnya, jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama, kualitas kopi itulah yang terpenting. Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, karier yang bagus dan pekerjaan yang mapan merupakan jaminan kebahagian. Itu konsep yang sangat keliru. Kualitas hidup kita ditentukan oleh "Apa yang ada di dalam" bukan "Apa yang kelihatan dari luar". Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak pernah merasakan damai, sukacita, dan kebahagian di dalam kehidupan kita? Itu sangat menyedihkan, karena itu sama saja seperti kita menikmati kopi basi yang disajikan di sebuah cangkir kristal yang mewah dan mahal. "Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya.".....
Selamat menikmati secangkir kopi
Monday, February 16, 2015
Tuesday, February 10, 2015
Tips Pengguna Kendaraan Saat Banjir
Bagi yang terjebak di lokasi banjir.
Saya coba share tips dari offroader nasional Julian Johan.
1. Nyetir di tempat banjir ga perlu ngebut. Kenapa? Untuk ngehindarin cipratan berlebih diruangan mesin yg berpotensi bikin mogok
2. Nerjang banjir paling aman pakai gigi 1 (mobil matic pindah ke L atau 1). Karena beban mobil lebih berat wkt nerjang banjir
3. Gak perlu resah urusan knalpot kemasukkan air. Kenapa? Karena knalpot gak akan bisa kemasukkan air selama mesin tetap nyala
4. Ketimbang knalpot, yang harus diperhatikan justru filter udara di ruang mesin, bagian ini lebih rentan bikin mogok di banjir. Karena filter udara yg kemasukkan air (cipratan dari menerjang banjir) bisa bikin mogok, maka dari itu perlahan saat melintas. Kenapa tidak boleh terlalu di gas waktu lewat banjir? Karena filter udara semakin kuat nyedot udara, Semakin berpotensi menghisap air
5. Jika memungkinkan, hindari berhenti ditengah banjir. Karena saat mobil berhenti, permukaan air akan naik di ruang mesin
6. Pada dasarnya, mobil bermesin diesel lebih aman menerjang banjir dibanding mesin bensin. Diesel lebih bersifat 'Waterproof'
7. Selalu siaga dan cermat. Tanpa disadari, yg bikin mobil kita mogok justru terjangan ombak air berlebih dari mobil sebelah
8. Setelah melewati genangan, jangan langsung mengebut. Cukup berbahaya karena kondisi rem kita masih sangat licin. Cara mengeringkan rem setelah melewati genangan? Cukup lakukan rem kecil berulang hingga terasa menggigit kembali
9. Untuk mobil manual, usahakan menghindari menginjak kopling saat berada di genangan banjir. Mengapa? Menginjak kopling di genangan banjir membuat air masuk ke transmisi. Berpotensi merusak transmisi karena oli bercampur air.
10. Jika belum familiar dengan jalan yg dilewati. Usahakan jgn melintas pinggir jalan. Mungkin saja ada selokan.
Terakhir, Jangan lupa berdoa.
Semoga selamat sampai tujuan.
Subscribe to:
Posts (Atom)